Postingan

Menampilkan postingan dari 2018
Lunturnya Budaya Bangsa sebagai Identitas Bangsa Sebelum saya menulis esai pendek ini di plukme! Izinkan saya bernyanyi terlebih dahulu untuk membakar lagi rasa cinta kita kepada tanah air rumah kita bersama yang harus kita rawat, Indonesia. “Indonesia tanah air beta pusaka abadi nan jaya Indonesia sejak dulu kala tempat dipuja-puja bangsa Di sana tempat lahir beta dibuai dibesarkan Bunda tempat berlindung di hari tua sampai akhir menutup mata” Negeri kita dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan santun. Predikat tersebut sudah melekat lama, sejak zaman dahulu dan menjadi cermin kepribadian bangsa di mata dunia. Dimana tutur kata sopan dan sikap yang santun dalam masyarakat menjadi budaya sehari-hari. Bagi yang muda menghormati yang tua, dan yang tua menghargai yang muda. Saling asah asih asuh adalah nilai warisan orang tua kita. Orang Indo...
Gambar
Asal-usul Desa Tegal Gubug Cirebon   Assalamu 'alaikum wr.wb Setelah perang antara Kerajaan Telaga (kerajaan cikijing, majalengka) dan kerajaan Galuh (kerajaan Jatiwangi, majalengka) melawan kesultanan Cirebon, kerajaan Telaga dan Galuh dapat ditaklukkan, akhirnya masyarakat Telaga memeluk islam. Kemudian Sunan Gunung Jati dalam penyiaran Agama Islam di negeri Telaga dan Galuh mengutus beberapa orang Gegeden yang memiliki banyak ilmu dan kesaktian tinggi, untuk memberikan pengawasan terhadap tanah taklukan kesultanan Cirebon, karena masih ada pepatih yang masih belum memeluk Agama Islam. Diantara Gegede yang diutus itu adalah Syekh Suropati / Ki Suro. Seorang Gegede yang terkenal sakti mandraguna yang berasal dari Negeri Arab (sumber lain mengatakan dari Mesir dan Bagdad). Yang nama aslinya yaitu Syekh Muhyiddin  Waliyullah / Syekh Abdurrahman, yang sudah dua tahun tinggal di keraton Cirebon, sebagai santri (murid) Sunan Gunung Jati, lalu setelah diang...
Gambar
ASAL-USUL DESA KALIWEDI             Ki Surya angkasa adalah Putera dari istri selir Prabusiliwangi yang datang merantau dari Garit (pajajaran) untuk mencari saudaranya Walang sungusang (Ki Kuwu Sangkan) dan Nyimas Lara Santang sedang menuntut ilmu di Cirebon ketika singgah di Astanya Pura, Ia mendapatkan ilmu aji “Bandung Bandawoso” kemudian menuju kawasan hutan yang didalamnya   terdapat sebuah sungai yang penuh dengan pasir disebelah barat laut untuk babat hutan dan dijadikan “KALIWEDI”. “Kali” artinya sebuah sungai, “Wedi” dalam bahasa jawa pasir. Ia kemudian dikenal dengan nama Ki GEDE kaliwedi.             Diisamping Gelar KI Gede Kaliwedi Ki Surya Angkasa banyak memiliki gelar dan julukan, konon ia mempunyai sebutan hingga 101 nama seperti Ki Tulus, Ki Jopak, Ki Agus, Ki Syeh mangku   jati oleh...